Papua Hancur Elit Lokal Politik Mendamba Janji Jakarta
Papua Hancur Elit Lokal Politik Mendamba Janji Jakarta |
Oleh: Rio Gobai*)
Opini Rasialisme terhadap rakyat Papua berakar pada kepentingan kolonialisme untuk menghancurkan karakter dan kepribadian orang Papua demi melapangkan eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran,". Merdeka dari Indonesia adalah cara untuk menghentikan diskriminasi dan perlakuan rasis bagi masyarakat Papua.
Dan kenyataan hari ini selama 20 tahun bersama otonomi khusus.
Bukti kebenaran NKRI Sangat sudah keliru dan Terbolak balik logika yang sebenarnya, kenapa PP NO. 77 tahun 2001 Pasal 1 ayat 2 mengatakan bahwa bintang kejora sebagai lambang simbol identitas dan benderah otonomi khusus bagi orang Papua dan kemerdekaan setiap 1 desember orang Papua wajib memperingati secara damai sebagai hari kemerdekaan bangsa Papua barat. Nyatanya Otsus jilid II TOLAK. Otsus datang hanya keberpihakan menjaga lambang kolonialisme menjadih ketimbang nopotisme rakyat jelata menggeser di tempatnya
Sadar melawan bagi memperjuangkan demi perut alias pejabat papua sangat menjelehkan kehidupan akhlak nya
Elite politik lokal
sadarilah hawa nafsumu meman kalo punya berjiwa roh sadarilah sebab masyarakat selalu korban tiada tiadakangla tidak perluh minta minta ampas makanan jakarta. Berikan hak kami referendum solusi bagi orang Papua untuk kesejahteraan rakyat serta tanah papua
Penghancuran alam bangsa seluruh tanah Papua tujuh wilayah adat. Secara kepentingan tanpa mengetahui masyarakat adat setempat, semua kebijakan dilakukan negara secara sistematis dan terstruktur hal itu sangat bodoh bagi pejabat negara kolonial.
Kebijakan negara yang fokus pada pembangunan di tanah Papua mengakibatkan Masyarakat asli setempat semakin jauh dan tergusur dari wilayah mereka. Kengatan sosial ini membangunkan hati nurani yang sangat tidak produktif untuk memperjuangkan sekelompok kolonial.
Ditambah lagi manusia sekelompok memiliki kapasitas berlokal seperti para pejabat Papua minta 7 provinsi. Di tambah mekar lagi kabupaten Mapia raya.
Ditanah Papua. Masyarakat adat setempat sangat tidak mengetahui dan masyarakat memiliki pengetahuan yang sangat cukup. Engkau memiliki segalanya kemewaan maka jangan pernah memilih Papua melihat dalam kondisi trauma
Perjuangan orang asli Papua (OAP) masih menambah gejalah kriminal meningkat, dan mengakibatkan kurang maksimalnya kebijakan pemerintah pusat dan kesepakatan elit politik lokal papua yang dilakukan di Papua sini sangat tidak mengenankan hati rakyat papua.
Papua bukan tanah Kosong melihat ketidak adilan dan intervensi pembuat kebijakan dari badan intelijen negara (BIN) kedudukan semua lembaga yang lantas menyulut perlawanan dalam hatinya. Sebelum negara mengakui keberadaan Masyarakat Adat papua, selama itulah keberpihakan dan perjuangan Masyarakat Adat terus globulin
Menyadarkannya bahwa gerakan pembelah manusia merupakan ujung tombak penyelamatan lingkungan, sekaligus membebaskan Masyarakat Adat pisahkan dari NKRI itu solusi berikan referendum secara utuh kehidupan bagi kami orang Papua mengalami hidup yan sebenarnya dan menghindar segalah kriminalisasi.
Aktivis mahasiswa Papua keberpihakan saya di tengah ketidak berpihakan negara. Saya menulis opini ini agar pejabat Papua melihat secara keseriusan karena saya tidak mau melihat tanahku Papua menjadi pembunuhan pemerkosaan dan akan punah karena wilayah adat masyarakat dan ruang Bergerak diselimuti berbagai kejahatan semakin bertambah dan hilang identitas diantara mereka
Selain itu setelah 7 provinsi dan ditambah lagi beberapa kabupaten yang sedang diperjuangkan oleh elit politik berlalunya akan menambah terus dan masuknya
Perjuangan Papua merdeka di tanah Papua, bilang, masih panjang hingga pada penetapan Masyarakat Adat dan Wilayah Adat serta sampai kepada penetapan Hutan Adat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang tidak secara martabat.
Tanah Papua bukan kosong melainkan masyarakat Papua tidak pernah mengalami kondisi yang aman dan damai. Solusi Papua aman damai dan hidup yang sebenarnya hanya. Satu Kata …merdeka…
Penulis adalah PIMRED Media Online pro papua yang Tinggal di Papua
Posting Komentar