Kampus Terkenal Kota Jayapura USTJ 35 Tahun Tak Bayar Tanah Adat, Masyarakat Kampung Hubeibhulu Yoka Palang Pintu
Kampus Terkenal Kota Jayapura USTJ 35 Tahun Tak Bayar Tanah Adat, Masyarakat Kampung Hubeibhulu Yoka Palang Pintu |
Jayapura, PROPAPUA.COM- Masyarakat Adat hubeibhulu Keondoafian Kampun Yoka, Kota Jayapura, Provinsi Papua Palang Pintu Universitas Sains dan Teknologi Jayapura atau Kampus USTJ, Mereka Palang kampus karena diduga kampus tersebut belum membayar Tanah adat selama 35 tahun. “
Kami sudah beberapa kali datang, namun belum ada respon dari USTJ,” ungkapan Bili Wamlolo, salah satu masyarakat adat Keondoafian Kampung Hubeibhulu Yoka, Kota Jayapura, saat ditemui jurnalis media ini di depan Kampus USTJ Jayapura, Papua, Rabu, 27/9/2023
Pemblokiran atau penutupan dilakukan sesuai adat dengan menanam ranting kelapa dan membentangkan spanduk bertuliskan 'Keondoafian kampung Hubeibhulu Yoka selaku pemilik tanah adat menurutnya kami tetap menuntut pembayaran ganti rugi atas tanah yang telah digunakan Bhineka Tunggal. Yayasan Ika selama 35 tahun.
Wamlolo menyatakan, pemblokiran dengan menanam ranting kelapa di pintu gerbang USTJ melambangkan pelanggaran hukum adat. “Tidak bisa dihilangkan begitu saja. “Kalau dicabut, bisa sakit,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pencabutan ranting kelapa tersebut baru dilakukan setelah pihak Kampus USTJ mampu menyelesaikan pembayaran ganti rugi.
Dalam kesempatan itu, Gentar Kossay, yang juga sebagai mahasiswa semester 7 dikatakan, blokade pertama dilakukan di dalam kampus, tepatnya pada pukul 12.00 WIT. “Komunitas Keondoafian Kampung Hubeibhulu Yoka datang dan langsung memerintahkan seluruh mahasiswa dan dosen untuk keluar dan tidak boleh ada beraktivitas perkuliahan,” ujarnya
Lebih lanjut Kossay mengatakan, pencabutan ranting kelapa tersebut bisa dicabut setelah pihak Kampus USTJ menyelesaikan pembayaran ganti rugi
“Mereka [Masyarakat Keondoafian Kampung Hubeibhulu Yoka] datang dan langsung suruh seluruh mahasiswa dan dosen-dosen keluar, hingga jawaban pihak akademik tuntas, tutupnya
Pewarta: Emanuel H.Boga
Editor: Rio Gobai
Posting Komentar