Warga Sipil Papua Dalam Stigma Senjata Militer kolonial Indonesia
Warga Sipil Papua Dalam Stigma Senjata Militer kolonial Indonesia |
Opini PROPAPUA.COM Rakyat Papua secara umum sedang dalam stigma senjata oleh militer kolonial Indonesia merupakan hukum humaniter dan itu menjadi pelanggaran HAM berat yang dibaikan dan selalu dibungkan oleh Negara atas perbuatannya sendiri melalui militer (TNI-POLRI) biadab diatas Tanah Papua.
Realita sadis yang ditontongkan oleh militer kolonial Indonesia dengan menggunkan sejata secara brutal terhadap Warga sipil Yahukimo bahwa, Satgas Mobile Yonif 7/Marinir (Pos Camar dengan pihak KST "angkatan laut" yang dikontrak oleh Bupati selama 6 bulan terhitung bulan agustus 2023-Januari 2024 tersebut membabi buta terhadap 5 distrik yaitu, Distrik Silimo, Distrik Amuma, Distrik Musaik, Distrik Hogio, Distrik Angguruk
Lalu TNI marinir bertindak terhadap masyarakat sipil yahukimo dengan korban harta, benda, sampe nyawa sipil pun melayang; saat itu, Masyarakat yang disiksa 5 orang yakni, Kepala suku Yohan Payage dan juga kepala desa, Kepala puskesmas Sem Puahap, Sekpri ibu Bupati Oskar Payage, Kepala pertanian Dan Heluka, Petrus Matuan masyarakat biasa. Atas tindakan tak manusiawi yang dilakukan oleh militer Indonesia, negara harus diperhatian dan semua pelakunya adili dengan proses hukum, tidak boleh dibungkam atas kenyataan ini, tindakan korbang nyawa manusia bukan binatang.
Selain itu, tembak ternak babi-babi piarahan oleh Warga sipil, Bakar 5 unit rumah, Ayam, bebek, anjing dan ikan dikasih habis dengan senjata secara brutal oleh TNI-POLRI, Rumah-rumah yang lain didoberak masuk dan ambil uang dalam dompet/tas dan koper dll, sampai saat ini masyarakat yang mengungsi tidak bisa lagi ke tempat tinggal mereka masing-masing
Catatan Khusus juga untuk korban jemaat GSJA "Eklesia" Dekai yakni, Keluarga Yames Payage, Keluarga Elius Payage, Kel. Panius Payage, Kel. Harianus Payage, Kel. Yorim Heluka, Kel. Yohan Giban, Kel. Hunaghe Payage, Kel. Wilem Heluka.
Sehinga pada hari ini, pada tanggal 15 September 2023 telah temukan 5 wayat warga sipil yang ditembak mati oleh TNI-Polri dimuarakali Brasa, Dekai Yahukimo. Nama-nama yang ditembak mati oleh TNI-POLRI, sebagai berikut, Darnius Heluka, Musa Heluka, Man Senik, Yoman Senik, Belum diketahui Identitasnya.
Kini di Papua secara umum tidak nyaman dan amat trauma yang luar bisa. Kehidupan Rakyat Papua sedang dalam daruratnya kemanusiaan, 10 nyawa rakyat sipil hilang awal bulan September 2023 mulai dari Fak-fak yang 4 Nyawa Rakyat Sipil ditembak Mati Oleh TNI-POLRI, Di Yahukimo 5 Mayat Orang Asli Papua Ditemukan. 5 Mayat ditemukan di Ruang Mayat RS Dekai Kab. Yahukimo, pada 15 September 2023.
Sebelum daripada kejadian tragis kemanusiaan diatas ini; Mutilasi di timika 4 Mayat, 9 mayat di Yahukimo yang ditembak mati juga oleh TNI-POLRI dan semua tragedi kemanusiaan di seluruh tanah Papua yang dilakukan oleh TNI-POLRI itu sendiri secara brutal dan itu merupakan pelanggaran HAM berat yang sampai kini belum diselesaikan oleh negara kolonial Indonesia.
Pemerintah Indonesia harus bertanggung jawab terhadap semua pembunuhan masal, dan praktek mutilasi merupakan extra ordinary killing yang dilakukan oleh militer kolonial Indonesia terhadap lima warga sipil di yakukimo, Papua adalah pelanggaran HAM berat yang negara tidak harus bungkam dan diabaikan atas semua tragis kemanusiaan Papua ini. Mohon doakan demi kemanusiaan, lebih khususnya bagi mereka yang sedang
dalam mengungsi dan bertahan dengan energi hidup yang tak berdaya.
Menjadi tuntutan oleh Rakyat Papua yang pemerintah Indonesia harus diperhatikan dan mempertimbangkan atas darurat HAM dan Militer kolonial Indonesia dan itu menjadi isu turunan bahwa, Segara bebaskan seluruh Tahanan Politik Bangsa Papua, Indonesia segera mengijinkan Intervensi PBB ke Papua, Indonesia segera buka akses Jurnalis Asing masuk Ke West Papua, Indonesia segera gelas Referendum di West Papua dibawah pengawasan dewan HAM PBB secara demokratis
Kordinator Media, KNPB Numbay, Sektor Egagowiyai (Hendrikus Gobai)
Posting Komentar